Waiting..
Auto Scroll
Sync
Top
Bottom
Select text to annotate, Click play in YouTube to begin
00:00:00
Hai sebetulnya kesudahan Eh punya pengalaman yang bagus ya tahun 2014 ketika dilantik Sabtu bulan kemudian yang dilakukan Pak Jokowi proses Apa yang harus dilakukan Pak
00:00:13
Jokowi sekarang jadi memangkas subsidi sampai eh dapat kira-kira 250 triliun gitu ya waktu itu subsidinya 350an triliun dan
00:00:26
subsidi itulah dananya bisa dialokasikan untuk membangun infrastruktur jadi diawali dengan langkah eh luar biasa ya Eh Dan sekarang itu yang harus dilakukan
00:00:39
oleh Pak Jokowi eh jadi tidak bisa ditoleransi lagi kalau begini terus impor kita bisa mencapai impor BBM Kita januari-mei ini sudah mencapai
00:00:53
sembilan koma tujuh miliar US Dollar januari-mei Jadi kalau harus seperti ini berlangsung terus-menerus akan habiskan untuk impor BBM saja itu bisa 20 milyar
00:01:04
US Dollar satu tahun penuh ini gitu dan ini eh karena tidak ada jasmeen harga naik permintaan juga naik gitu volumenya naik karena
00:01:17
tidak direspons pasar tidak merespons kenaikan harga BBM di dunia ini mengingat pemerintah terus saja mensubsidi tanpa batas itu nah jadi mau
00:01:31
tidak mau akan terjadi switching terus ya Dari dari Pertamax itu lari ke pertalite terus sehingga pertalit subsidinya akan
00:01:43
membengkak Hah mencapai lebih dari 100 triliun saja ah belum lagi LPG belum solar belum Pertamax sudah sudah sudah disubsidi sebetulnya mereka Jadi menurut
00:01:55
Bapak harus dipangkas begitu untuk anggaran subsidi nya berarti secara mati juga akan menaikkan harga pertalite Ya otomatis karena subsidi paling besar
00:02:06
adalah pertalite dan solar Oke otomatis subsidinya bisa mencapai lama-lama bisa mencapai Albab Rp8.000 perliter begitu dan ini akan
00:02:20
dipasok terus akan kekurangan terus karena subdana Supe eh harga subsidi ini akan lari ke laut nanti dijual di tengah laut seperti yang lalu juga baik-baik bisa itu Sisi juga ya Paisal kalau kita
00:02:33
melihat sebenarnya dengan masuknya terhadap pemerintah untuk melakukan subsidi terhadap pertalite yang begitu besar dan bahkan juga mungkin ada subsidi juga terhadap Pertamax dengan ketidakpastian yang begitu besar juga tentu akan membuat anggaran atau postur
00:02:47
anggaran negara kita ini semakin berat kedepannya seberapa berat anda melihat yang harus dirogoh kocek oleh pemerintah untuk terus melakukan subsidi kalau memang ini terus terjadi Oh ya kira-kira 500 triliun ya dari yang
00:03:01
dianggarkan cuma ndak sampai sekitar 100 Jadi 500.000 menjadi naik lima kali lipat nah masalahnya adalah pemerintah tidak memandang ini semua subsidi jadi
00:03:14
pemerintah sekarang mengalami keterbatasan anggaran yang disubsidi itu tetap kecil muncul namanya sekarang dana kompensasi dana kompensasi
00:03:26
ini suka-suka Pemerintah jadi Pertamina suruh nombok dulu PLN suruh nombok dulu bayarnya entah kapan jadi ini pengaruhnya nanti gelombang keduanya adalah
00:03:41
kerusakan pada BUMN terbesar ingat diabemin terbesar di Indonesia itu PLN dan Pertamina dua-duanya rapuh eh likuiditasnya
00:03:52
terganggu mereka kesulitan untuk membeli ke tidak mentah maupun BBM yang harus tunai begitu sementara pepaya Ran subsidinya
00:04:04
Lebih dari setahun bisa lebih dari 2 tahun gitu yang menyebabkan nanti efek berantai ke ekonomi Indonesia secara keseluruhan kredibilitas Indonesia juga menjadi terganggu jadi ongkosnya mahal
00:04:17
sekali ah ini sedih OTW cara-cara satu-satunya melakukan adjustment harga minyak dan eh pemerintah menyiapkan
00:04:29
bantalan buat masyarakat yang sangat rentan
End of transcript